(source : instagram @thecrabbys)
Pernah ga sih lo ngerasa pengen banget sama sesuatu?.
Pasti pernah lah ya.Minggu 15 Oktober 2017.
Gue..Menikah..
Engga deng.
Minggu ini gue ada janji buat jalan sama adek-adek tingkat gue dikampus.
Janji yang sebenernya udah gue kasih dari beberapa bulan sebelumnya dan baru bisa direalisasiin sekarang.
Dengan Jogja yang mendung, dan gue yang baru habis mandi setelah berkeringat maen badminton. Mereka datang dengan sautan merdu didepan gerbang..
"Bang Ojikk..."
"Abang Ojik..."
"Ada Bang Ojiknya ga...Bang Ojik maeen yuk"
Karena gue takut mereka semakin anarkis, gue dengan rambut klimis langsung nyamperin mereka yang udah celingakcelinguk kayak maling didepan gerbang kos.
"Yaudah yuk...Eh motor kalian mana?" - Selayaknya kakak tingkat yang baik gue ngomong dengan nada bijaksana.
"Weeh naek motor, ini naek mobil BARU ku bang" - Dengan telunjuk yang menunjuk, salah satu diantara mereka ngomong. (Oh iya kita pergi ber 4).
Mungkin mereka ngajak gue jalan, sekalian mau nyombong kalo mereka punya mobil baru.
Hmm.
Tapi yasudahlah, mari kita berjalan.
Di dalem mobil, mereka banyak ngabisin waktu dengan karaokean lewat mp3 (pemutar musik yang didalem mobil, bener ga sih namanya?). Sementara gue yang duduk didepan nyuri-nyuri sela dimana mereka diem untuk ngobrol tentang banyak hal.
NGOBROL, entah kenapa ini jadi semacam barang langka di hidup gue belakangan.
"Kita kemana nih?", gue nanya ke mereka.
"Jemput sodaraku dulu ya bang di University Hotel".
Jadilah kita kemudian jemput sodara salah satu diantara mereka.
Entah berapa lagu yang mereka habiskan, dan lampu merah yang udah dilewatkan. Akhirnya sepupu yang ditunggu pun masuk kedalam mobil.
Dan gue yang awalnya duduk didepan, harus ngungsi untuk duduk di paling belakang.
SENIOR YANG BAIK KAN?.
"Eh coba liat jadwal, kita nonton di XXI aja" - sebutlah Agung.
"Weh ini kalian mau nonton?. hari minggu mahal loh, lagian aku ga bisa sampe malem"- Gue sebenernya emang males buat nonton ke Bioskop, kecuali sama...KAMU!.
"kan kita traktir bang, terus mau kemana bang?" - Sebutlah Dika
"Makan aja yok...di The Crabbys". Denger kata-kata di traktir, gue ngelanjutin dengan semangat.
Karena males nulis percakapan (wkwk), jadilah kita pada akhirnya untuk makan di The Crabbys.
The Crabbys ini sendiri tempat makan yang pengen banget gue kunjungi sejak lama.
"coy the crabbys yok".
"bro the crabbys yok"
"the crabbys enak nih".
sampe temen-temen gue sendiri yang bilang
"apa jik? mau the crabbys?"
Tapi ya itu, sampe detik ini semua itu belum terlaksana.
Alesannya sederhana, rupiah dan niat kita selalu dianggap kurang cukup buat diajak kesana.
Kenapa gue pengen super duper kuper zuper kesana?.
Coy kalo lo follow instagram @thecrabbys, lo pasti juga pengen banget kesana.
Dengan caption andalan "Dagingnya ginuk ginuk", the crabbys bener-bener berhasil ngebuat ngiler kita buat makan kepiting.
Bahkan sangking kepinginnya gue makan kepiting gara-gara instagram @thecrabbys , gue sampe downloadin video-video di youtube orang mukbang makan kepiting. Dan video itu selalu gue puter, saat gue mau makan.
Dan karena denger kata traktiran.
Akhirnya Surga yang dirindukan pun sebentar lagi akan sampai ke depan mata.
Nyampe di Tiyasan (tempat the crabbys ini berada), gue dengan rambut yang sudah ga seklimis ketika keluar kosan mimpin barisan untuk masuk ke lokasi.
Tempat the crabbys sendiri cukup gede. Dan jarak antar meja ga cukup padet, jadi kita bisa milih tempat yang bener-bener enak dengan opsi yang juga cukup banyak. Tempatnya juga cukup bersih dan ga punya banyak jumlah lalat (soalnya gue pernah makan kepiting, dan ditempat makannya punya perternakan lalat "alias lalatnya banyak") tapi disini engga. Jadi ngebikin kita nambah semangat buat makan.
Kita duduk, dan mas-mas pelayan pun dateng.
(Source : http://meiraoka.blogspot.co.id/2016/07/the-crabbys-kepiting-jogja.html)
Gue yang biasanya lama ngeliat daftar menu, karena harus mastiin harga, langsung mutusin jamaah ini untuk mesen Monster Crab. Khusus menu pertama, saya yang berkuasa HAHA. Sisanya barulah mereka punya hak sebagai manusia merdeka untuk mesen menu mereka sendiri, kayak minum, nasi berapa, dan lain-lain.
Disini ternyata ga hanya menu seafood yang tersedia. Tapi ada juga menu lain kayak Ayam, dan lain-lain yang bisa dipesen. Di jamaah kita sendiri ternyata ada yang ga suka makan seafood, alhasil karena gue ga pengen makan-makan di Surga ini gagal, kita maksa dia untuk pesen yang lain dan untungnya ada. Doi pesen chicken wings HAHA.
Setelah menu sudah mantap. Mas-mas pun datang lagi, untuk memastikan pesenan kita.
"Kepitingnya mau dibelah mas?" -....
"BELAAAAAH".
"Nasinya berapa mas?"....
"LIMAAAAAA".
"Sausnya apa mas?".....
"ADANYA APA...."
"Yang paling laku sih, The Crabby's secret sauce"....
"YAUDAH ITU AJAAAA..."
"Level berapa mas?"...."TIGA....DIKURANG DUA.... BIAR ADA IMBUHAN A..."
Setelah itu mas tadi pergi.
Dan gue menyusul mas tadi untuk pergi ke... westafel untuk cuci tangan.
Gue harus totalitas untuk makan kepiting di hari ini.
(Sabun cuci tangan di westafelnya juga tersedia, ga kayak beberapa cafe atau tempat lain yang sabun cuci tangannya kadang diisi air lagi setelah habis).
Anw, gue kira makan seafood membutuhkan waktu yang lama untuk pelayanan dan pengelolaannya.
Tapi ternyata... di The Crabbys semuanya patah, karena pelayanan mereka CEPET BANGET, apalagi untuk sekelas restoran SEAFOOD.
Belum lama mas tadi pergi, dan belum lama gue kembali dari cuci tangan.
Tiba-tiba meja kita udah disedian oleh hal-hal yang kayak gini.
Kita yang udah make (apa sih itu namanya yang buat alas biar baju ga kotor) bahkan ga nunggu lama untuk nunggu kepiting ginuk-ginuk dateng ke meja kita.
THE CRABBYS PELAYANAN KALIAN JUARA!.
KEPITING DIDEPAN MATA.....
GILA GUE BAHAGIA BANGET LIAT KEPITING-KEPITING INI DATENG DIDEPAN MATA.
BAHKAN GUE SAMPE NYEBUT UNTUK NGUCAP SYUKUR.
LIAT NIH TULISAN GUE AJA, GUE CAPSLOCK.
GA PERCAYA JUGA?.
LIAT VIDEONYA.
Ga butuh waktu lama buat kita, ketika makanan-makanan super duper enak ini dateng untuk kita santap. Ga lupa prakakas-prakakas andalan untuk makanan kepiting pun kita pake.
INI SERIUS.
SENTUHAN PERTAMA BUMBU INI MASUK KELIDAH.
NGEBUAT GUE BENER-BENER NGUCAP "MASHA ALLAH INI ENAK BANGET".
BUMBU SECRET SAUCE THE CRABBYS, BENER-BENER ENAK.
BERAPA KALI GUE COCOL BUMBUNYA DENGAN DAGING-DAGING KEPITING, DAN JAGUNG YANG ADA DIDALEM BALIKAN-BALIKAN KEPITING.
KALIAN TAU?.
SANGKING ENAKNYA MAKANAN INI, GUE BAHKAN LUPA UNTUK MAKAN, NYENTUH, DAN NGABISIN NASI.
GUE TERLALU SIBUK UNTUK MAKAAAN KEPITING!.
(GILE GUE TULIS INI AJA GUE DAH NGILER *LAGI) THE CRABBYS KALO MAU KASIH AKU MAKAN GRATIS BOLEH BANGET LHO!.
COY DAGING KEPITINGNYA JUGA TERNYATA GA TERLALU SUSAH UNTUK DIBUKA.
TINGGAL SEKALI KEPRUK, TERBUKALAH DIA DENGAN DAGING GINUKNYA.
TINGGAL SEKALI COCOL DI BUMBU, LUPA LAH KALIAN AKAN CANTIKNYA RAISA.
Tempat The Crabbys yang cukup besar ini juga mendukung untuk kita makan dengan rusuh, maksudnya kepruk sana sini, liat daging yang kelempar gara-gara salah pukul, tanpa harus takut diliat sama pengunjung lain. Karena tempatnya yang cukup terbuka juga ngebuat bunyi-bunyi rusuh ini pun ga terlalu vokal untuk didengar orang lain.
AH KOMPLIT SEMPURNA LAH MEMANG.
Kita ga butuh waktu lama memang buat menghabiskan semuanya.
Sampai pada akhirnya, MAKAN PUN SELESAI.
Gue yang awalnya seneng-seneng karena tau akan ditraktir, harus menelan pil pahit.
Karena ternyata janji adalah janji.
Bil mereka ambil, dan....
Bang kita patungan 90.000 ya.
OKE GUE ULANG.
BANG KITA PATUNGAN SATU ORANG 90.000 YHA...
Gue harus menelan pil pahit dengan rela mengeluarkan uang yang seharusnya gue pertahankan hingga akhir bulan.
AGAK GA IKHLAS, sebagai Mahasiswa liat uang dengan jumlah segitu dipake untuk sekali makan.
Tapi.
Rasa enaknya the Crabbys seengganya ngebuat hati gue cukup ditenangkan, dan pergejolakan batin akibat ombak sedih dari uang yang hampir habispun bisa diamankan.
Oh iya ini jumlah makanan kita.
Ini mahal bagi Mahasiswa (kere).
Tapi rasanya setimpal dan emang enak banget.
GA BAKAL RUGI (apalagi kalo beneran ditraktir, dan dikasih makan gratis sama The Crabbys *hehe usaha tetep ).
OKE GUE BUAT PER POINT KENAPA LO HARUS KESINI.
1. Tempatnya bersih dan ga banyak lalat.
2. Kepitingnya ga susah dibuka, jadi ngebuat nafsu makan tetap terjaga.
3. Pelayanannya Cepet.
4. Tempatnya mendukung untuk makan rusuh.
5. RASANYAAAAAAA ENAAAAAAK!
RATING 9.8-10//
Info : instagram @thecrabbys
DAN KALIAN AKAN MENEMUKAN FOTO YANG MEMBUAT KALIAN PENGEN KESANA.
Seperti biasa.
Aku mau bercerita.
Jadi seperti ini aku berkisah.
Subuh ini aku terbangun oleh suara adzan.
Alarm dari masjid yang selalu konsisten untuk dibunyikan setiap harinya.
“Ash-Shalatu khairum minan naum”
Sholat itu lebih baik dari pada tidur.
Bagian terbaik dari lirik adzan yang mempertegas bahwa bangun disubuh hari untuk menyembahNya adalah hal terbaik yang harus dilakukan dibandingkan harus kembali menuruti titah iblis dengan tiupan rasa kantuk beserta dingin untuk melanjutkan tidur.
Kamarku masih gelap.
Dengan lilin-lilin yang sudah kehabisan nyawa dilantainya.
Lilin-lilin yang kubiarkan menyala dimalam sebelumnya karena kosan sedang mati listrik.
Khidmad ku mendengarkan adzan sampai selesai.
"Ah 5 menit lagi".
Badan yang lalai ini, memutuskan untuk rehat 5 menit lagi setelah adzan untuk kembali tiduran sejenak.
Ya sepertinya iblis berhasil melakukan pekerjaannya, karena seketika aku pun malah tertidur.
Kamu tau?.
Aku yang tertidur malah bermimpi.
Bermimpi bertemu.
Bertemu dengan mu.
Tapi.
Kamu dengan Pria Menyebalkan lain.
Ah ketika aku menulis ini pun aku masih mengingat detail jelas mimpi itu.
Kau sedang disebuah kapal.
Dan aku seperti biasa dengan sudut pandang orang ketiga.
Tiba-tiba didatangi oleh seorang Pria.
Ya aku mengenal Pria itu.
Sosok menyebalkan dalam kehidupanku.
Dan tiba-tiba dia menghampirimu, dan menggandeng tanganmu.
Lalu dia mencium keningmu.
Aku yang bahkan kesal dalam mimpi itu.
Tiba-tiba terkejut lagi melihat dia menyusul memberikan ciuman ke pipi merahmu.
AH!.
Aku langsung terbangun.
Dan sadar betapa menyebalkan mimpi itu.
Mimpi kita bertemu, dengan kau bersama pria menyebalkan yang begitu menyesakkan.
Belom hilang sebalku.
Terdengar suara Iqomah dari toa masjid yang dibunyikan.
Ya.
Allah mungkin ingin menegurku yang lalai dalam panggilan untuk menemuinya.
Allah mungkin ingin menegurku yang lalai untuk berdoa dalam waktu khususnya.
Allah ingin memberi tahu bahwa untuk mendapatkanmu hanya doa yang bisa aku andalkan.
Allah ingin memberi tahu bahwa kelebihanku dibandingkan dengan pria lain adalah dalam mendoakanmu.
Jadi.
Ketika aku lalai untuk mendoakanmu.
Allah menggambarkan bagaimana menyakitkannya kehilanganmu.
JODOH.
Bahan obrolan absurd yang belakangan sering gue dan temen-temen obrolin.
Yoi.
Diusia 20 tahun keatas, ngomongin Jodoh bukan lagi hal tabu untuk diomongin.
Ya anggeplah kalo dulu kita-kita sering ngomong kayak.
"Eh kayaknya asik punya pacar anak UGM".
"Eh dia putus loh ama pacarnya".
"Anjir lah, di read doang line gue".
"Kira-kira kalo gue tembak jadian ga ya?"
Entah pergaulan kita yang terlalu di-akselerasi atau emang udah massanya, semua obrolan-obrolan tadi, diusia sekarang berubah jadi...
"Kalo gue temuin nyokapnya gimana ya?"
"Aih mana mau dia nikah sama gue, orang saingannya pilot f15, nah gue bawa jarvis doang".
"Kira-kira kalo ngelamar doi pake uang panai ga ya?"
"Nanti nama anak gue.."
"Keluarga doi susah diluluhin kayaknya"..
dan bla..bla..
Intinya semua berubah..
Eh bentar.
Tadi gue bilang absurd kan?.
Kenapa ini menjadi absurd?.
Oke.
Ini aja sebenernya gue nulis ginian dah absurd banget.
BECAUSE (kan sok inggris gue).
Karena ya kesannya kayak orang yang "ngebet nikah.." padahal kan.
IYA!.
Engga deng.
Oke kita lanjutin.
(lah absurdnya terus dimana?. gue lagi bingung jelasinnya, ntar aja kalo dah ga bingung nanti gue edit lagi tulisannya HAHA!.)
Jadi malem itu, kita kehabisan bahan obrolan (lagi).
Setelah ngobrolin banyak hal, akhirnya kita diem dan cuma bisa dengerin lantunan lagu-lagu dangdut diiringi dengan drama-drama Ala Indosiar di Kamar Fadlan.
Yoi seperti biasa kamar Fadlan jadi tempat istirahat paling pas untuk sejenak ngelupain rutinitas, sekaligus ngobrol santai tentang banyak hal.
Saat lagi khidmad dengerin cengkok-cengkok dangdut yang mampu ngebuat badan agak goyang-goyang dikit.
Rama tiba-tiba nyeletuk
"Jik kayaknya kalo nikah asik deh".
Kita yang ber 4 dikamar kemudian ngecilin suara tv, dan bersiap fokus lagi untuk ngobrol.
Yoi dengan keadaan sekarang, dimana setiap orang sudah sibuk dengan urusan masing-masing, bertemu dan ngobrol secara akrab dan langsung menjadi barang langkah, yang kalau ada sangat sayang untuk dilewatkan.
"Aku capek. Tiap hari pergi pagi, pulang sore. Coba kalau ada istri, pas pulang ada yang mijitin, minta dibuatin teh anget, disiapin aer angat, terus bisa liat dia senyum. Pasti nikmat, capekku hilang". - Rama nambahin.
"Iya sih ma. Kalau ada istri pasti lengkap sudahlah hidup ini. Ada yang bangunin, nyemangatin, ngurusin. Cuma perkaranya, mau nikah sama siapa?. Orang tua mana yang rela nikahin anaknya sama Mahasiswa tanggung yang baru magang kayak gini". - Gue nambahin omongan Rama.
Obrolan pun berlanjut, dengan masing-masing orang nyeritain keinginan mereka untuk punya Istri.
Entah di detik keberapa, tiba-tiba gue ngeluarin omongan ga guna.
"Coba Arum mau nikah sama aku, pasti aman dan nyaman. Sayang aja dia dijodohin sama Pilot F-15".
Dan saat omongan ga guna keluar itu muncul.
Semua langsung kompak ngomong.
"Hah serius jik sama pilot f-15, widih..."
Denger jawaban tadi, gue langsung aja bales "Iya, serius nih liat chatnya, aku dikasih tau sama kawannya".
Denger jawaban bernada hopeless dari gue barusan, semua langsung kompak ngomong "Udah jik, lupain emang bukan jalannya, sudah tutup buku aja". Omongan yang udah pasti sebenernya gue denger dari mereka.
Inilah yang gue suka dari pertemanan kami, bahwa kita-kita selalu ngingetin satu sama lain untuk realistis, bukan berarti pesimis tapi dengan realistis seengganya kita-kita bakal tetep stay on the track sebagai orang normal.
Ga..., ya you knowlah betapa hancurnya ketika orang yang sudah teralalu optimis kemudian ga berhasil ngedapetin apa yang dia optimisin.
Awalnya sih gue cuma bisa senyum-senyum doang denger omongan barusan, cuma akhirnya gue ketawa ngakak denger omongan Rama yang..
"Lagian jik, kami ga tega seorang Arum yang cantiknya sebegitu kau ajak nongkrong di wifi id, kau ajak makan di Burjo, ujan-ujanan dibonceng Jarvis yang ga pernah diservis dan joknya udah robek, ga ikhlas jik....."
Bukan hanya Rama semua jadi nambahin omongan-omongan kayak barusan.
"Masa Arum kau suruh maen kekosan yang bentar lagi runtuh ini, mukanya yang putih mulus tanpa noda kena debu, jangan jik ga ikhlas aku!.".- Dede
" Hahaha, Arum mau kau ajak duduk lesehan makan di pecel lele?. Kau yang tega jik kalo gitu hahahaha"- Luthfi ketawa puas.
Gue yang ikut ketawa ngakak, sebenernya juga ngebatin "Iya sih, Arum itu udah bahagia sama orang tuanya, masa mau aku ambil alih tugas orang tuanya, terus kuajak hidup sederhana. Kan aku yang jahat ya".
Lagi ngebatin sambil ngerenung tentang rasa yang salah ini (elah), tiba-tiba Luthfi ngeluarin omongan yang seengganya nyadarin kita dari ketawa-ketawa bahagia sebagai Mahasiswa Medioker yang belum mampu untuk menunjang hidup diri sendiri ini.
"Jik, kalo boleh cerita ya.. Nih sekalian saran lah buat kalian. Aku kalo suka sama orang, aku selalu ngebayangin dari awal tentang bagaimana nanti dia hidup sama aku. Besok dia nikah sama aku kira-kira bisa ikut ga ya sama rencana aku. Dia sesuai ga ya nanti sama hidupku. Orang tuanya kira-kira cocok ga ya sama gaya hidup orang tuaku. Jadi jik pikiran-pikiran kayak gini yang kemudian ngebuat aku akhirnya nutup rasa aku sebelum terlalu jauh. Bukan bermaksud untuk ga mau berjuang. Tapi ya kan kita hidup didunia ini bukan sekedar CINTA AKU DAN DIA, tapi juga banyak faktornya. Kalau dia aja udah sebegitu "bahagia"nya, sementara aku aja masih akan sibuk untuk mengejar dan berproses untuk mengejar "bahagia", yaudah mending aku coba cari yang lain. Intinya jik, BESOK DIA HIDUP SAMA AKU, KIRA-KIRA BESOK BISA GA DIA HIDUP SAMA AKU, BERPROSES SAMA AKU, MENUA SAMA AKU, DAN BERAKHIR BERSAMA AKU".
Denger omongan barusan kita semua diem, dan meng-amin-kan dalam hati apa yang diomongin sama Luthfi.
Karena kalo emang ini Cinta, maka pasti akan berujung kepada Hidup Bersama.
HIDUP BERSAMA.
Menghabiskan hari sama-sama.
Berproses sama-sama.
Membahagiakan orang tua secara bersama-sama.
Dan berjuang bersama-sama.
Jadi kita harus juga ngebayangin, apakah doi mau diajak untuk bersama-sama.
Atau jangan-jangan doi ga mau?.
Inilah yang kemudian ngebuat banyak cinta kandas ditengah jalan.
Jadi kamu.
Yang masih ada dalam tiap sujudku.
Dalam tiap doa tengah malamku.
Dan dalam tiap kata dari sajak cintaku.
Maukah kau hidup bersamaku?.
Sabtu 23 September 2017.
Hari ini salah satu temen gue dengan nama Ade Try Kusuma, menyelesaikan studinya secara resmi.
Ya sebut ajalah, hari ini Ade Wisuda.
Hari ini salah satu temen gue dengan nama Ade Try Kusuma, menyelesaikan studinya secara resmi.
Ya sebut ajalah, hari ini Ade Wisuda.
Kelam malam ku berjalan.
Menyusuri kenangan yang hilang ditelan angan.
Lupa.
Kau lupakan aku, yang menghasilkan ribuan sajak dari patah hatiku.
(source: malesbanget.com)
4 September 2017.Hari senin jam 7 pagi. Ga kayak pagi-pagi biasanya, pagi ini gue udah mandi, dan udah rapi.
Rambut klimis, kacamata dibersihin, dan parfum mulai disemprot-semprotin.
Menghitung waktu untuk mengikhlaskan senyummu.
Menghitung waktu untuk membiarkanmu menentukan pundak tempatmu berlabuh..
Aku dan setumpuk buku.
Mencarimu dalam tiap lembar kata yang kukoyak tanpa makna,
Mencarimu di tiap kalimat dalam susunan kata yang ku eja dengan rapalan cinta,
Aku yang berjalan terus menyusuri ujung lorong perpustakaan asa dan harapan.
Terus mencarimu.
Dalam sajak yang selalu kuagungkan dan kurindukan.
Gadisku.
Nonaku.
Puanku.
Wanita dalam jelmaan ejaan cinta dihatiku.
Jenuh ku mencarimu.
Tak kunjung ku dapatkan senyum makna dari tiap tulisan di buku.
Aku yang kepadamu.
Aku dan buku yang berharap pada hatimu.
Dan aku yang selalu menunggu diperpustakaan itu.
Ga terlalu tinggi, ga sexy, tapi selalu punya pandangan teduh dan
senyum yang selalu bisa bikin melting. Seengganya itu kriteria realistis
cewek idaman gue. Kriteria dari seorang makhluk medioker, yang
terdampar disebuah kota istimewa berlafazkan Jogjakarta.
Aku berjalan menyusuri malam...
Setelah patah hatiku...
Aku bedoa semoga saja ...
Ini terbaik untuknya ...
Dia bilang ...
Kau harus bisa seperti aku...
Yang sudah biarlah sudah...
Mudah saja bagimu...
Mudah saja untukmu...
Andai saja..
Cintamu seperti cintaku...
Lagi, dan lagi. Kali ini gue kembali bakal nulisin opini gue, berdasarkan keresahan gue belakangan ini. Yoi Indonesia, saat ini lagi booming-boomingnya kasus Agama. Dari yang ngerasa dinista, sampe ada yang dirasa menista.
Suara hujan yang coba gue gambarkan lewat tulisan. Ya hari itu cuaca Jogja di Sore hari sedang hujan. Diiringi dengan dingin yang kemudian menyeruak dan menyelimuti tubuh, sore itu gue benamkan badan kurus, beserta semua ornamennya kedalam bedcover.
Belum mendapati kata hangat dari bedcover, tak lama kemudian sesosok makhluk gendut dengan ornamen bulu yang menyelimuti bagian bawah muka, datang dan masuk kekamar. Yoi, Zulfikar datang. Sesuai janji yang gue berikan, hari ini adalah jadwal gue beserta kawan-kawan untuk menuju Malang. Kota yang selama ini selalu gue idam-idamkan untuk gue datangi.
Dengan duit seadanya, dan doa sebanyakbanyaknya (berharap kalo kehabisan duit, gue ga ditinggal dijalan). Gue kemudian memberanikan diri untuk ngangkat ransel yang berisi berapa helai pakaian yang bakal gue gunakan. Dengan kecup manja dari telfon yang tidak lagi diberikan, gue meninggalkan kosan tanpa sehelaipun penyesalan.
Hari itu dengan mobil Agiya yang Zul pinjam dari kakaknya, kita meneruskan perjalanan untuk menjemput cecunguk-cecunguk lain yang sudah menunggu dikos mereka masing-masing. Ya para lelaki manja ini ga mau hujan-hujanan untuk berkumpul disatu tempat. Layaknya permaisuri yang harus diperlakukan, mereka minta agar Zul tawaf berkeliling menghampiri 1 demi 1 para lelaki ini.
Oh iya sebelum gue cerita lebih lanjut, alanagkah lebih baiknya gue ngenalin perjaka-perjaka yang nemenin gue selama perjalanan.
Dimulai dari sosok paling kiri, dengan topi ala-ala yang punya cita-cita bisa ngedate bareng Nikita Mirzani. Dia adalah Heri Fadli, yang biasa gue panggil Emet. Kemudian sosok disebelahnya, ya dia adalah Syekh Puji.
Eh sorry bukan. Dia belum poligami, dan malah bingung untuk dapet pujaan hati. Dia adalah zulfikar yang kemudian karena perawakannya yang memang mirip pak Puji, gue panggil dengan sebutan Syekh Puji. Panggilan sayang dari gue #GUEBUKANHOMO #SAYANGBUKANBERARTICINTA #KARENASAYANGITUBEDA #IYAGITU!
Nah kalo yang pake kacamata item dan paling ganteng, taulah kan yasiapa. Dia adalah Al Ghazali!. Ga deng, itu gue!. Nah tepat disebelah kanan, itu ada Agung. Sesosok manusia tanpa imbuhan Hercules dibelakang nama, yang punya mimpi untuk jadi binaragawan sukses (aamin). Nah disebelahnya lagi ada Aras, cowo gendut dengan semua imbuhan lucu disetiap geraknya. Kalo yang paling ujung, itu mas-mas driver bromo, yang kita bayar 600ribu ga boleh kurang, KAMPRET!
Lanjut ke cerita.
Pada akhirnya Zul (gue panggil zul aja biar ga kena uu ite) menjemput kami 1 demi 1. Dimulai gue, kemudian heri dan aras, hingga terakhir Agung. Ya layaknya jumlah One Direction dengan masih ada Zayn didalamnya, kami menuju Malang.
Tapi entah lupa membaca Bissmillah, atau Jogja belum siap ditinggal oleh para perjaka ini, tepat sebelum perjalanan benar-benar dimulai, tepat didepan kos Agung ban mobil Zul pecah. Ya entah kosan Agung yang terlalu banyak menanggung dosa, atau semesta yang menakdirkan kita untuk membatalkan perjalanan, atau mungkin emang APES!, ban kanan mobil Zulfikar bener-bener ga bulat lagi bentuknya.
Yoi, pada akhirnya perjalananpun NGARET!, karena kami terpaksa harus mengganti ban mobil Agiya Zul tercinta.
Apesnya lagi, Zul bilang kalo dia ga bawa Dongkrak, yang ngebuat kita harus tawaf keliling dan nanya kepada siapa saja makhluk hidup didekat sana yang memiliki benda yang dinamakan dongkrak. Awalnya kita bilang ke Zul kalo bannya langsung diganti aja sama ban serep supaya perjalanan cepet dimulai. Cuma karena Zul beranggapan ban serep masih baru, alias ga pernah dipake, alias masih mahal, Zul minta biar ban yang pecah aja ditambal, agar bisa terus dipake.
Yoi zul kampret (ga deng becanda, dibuat kampret biar kesannya drama)!.
Dengan kekuatan bulan, dan otot yang dimiliki agung (entah apa korelasinya), intinya Agung nemuin dongkrak. Dan barulan tangan-tangan handal dari orang berlima ini dengan mahirnya ngebuka ban.
Sibuk ngebuka ban, Zul lanjut tawaf lagi nyari sesuatu dimobilnya. Dan tiba..tiba..... Dengan muka polosnya dia datang kebelakang, dan ngebawa sesuatu...
Ini dongkrak he he he (Zul ketawa polos, dengan kumis yang kemudian naik turun).
KAMPRET!. Padahal dari tadi kita pada nyarrin dongkrak, dan ternyata dimobil zul dia punya DONGKRAK!. Masih baru, masih dibungkus, dan lengkap!. Karena kita ga mau marah, dan ga pengen Zul ngambek, yang malah nanti pas nyopir dia ngebatin dan ngebuang kita di tengah jalan. Akhirnya kita cuma bisa senyum satir, sambil bilang "Iya zul hehe, sini zul dongkraknya pake yang ini aja, biar ini yang dibalikin hehe, makasih ya zul" (Jawab Agung dengan satir, padahal gue tau didalem atinya pengen kasih Upper Cut manja ke Zul). Gue yang takut dosa, karena dianggap kurang ajar sama orang tua (ZULFIKAR ORANG TUA #INIBENERAN), cuma bisa senyumsenyum.
Ga lama berselang, Aras dan Zul kemudian bawa bawan tubbeles iitu dengan motor. Gue, Heri, dan Agung bilang ke Zul kalo biar kita yang jaga mobil, padahal kita males karena cuaca lagi hujan, dan kita emang ogah hujan-hujanan. Karena ita percaya bahwa hujan yang baik bagi tubuh manusia hanyalah hujan di film india, yang membasahi tubuh para wanitanya *UH.
10-15 menit berlalu, Zul dan Aras tiba, dan kemudian dengan gesit kita langsung pasang ban itu, diiringi dengan lafazh Bissmillah dimasing-masing orang, kita berharap kalo ban ini ga bakal beulah lagi, dan bawa kita dengan selamat ke Malang, hingga kita pulang lagi ke Jogja..
Barulah setelah semua siap. Dengan doa Bismillahi tawakaltu ‘alallahi laa haula wala quwwata illa billah, kita kemudian berangkat untuk menuju Malang.
Bersambung.