Tentang Hati Yang Ditinggalkan.
01:06
Teruntuk hati yang ditinggalkan.
Selamat Malam.
Ah kaku rasanya mengucakan kata yang dulu sering kuungkapkan.
Bagaimana dirimu sekarang?.
Sudah sangat luar biasa baiknya bukan?.
Semoga tak ada lagi tetes air mata yang dulu harus terpakasa kau keluarkan.
Kau keluarkan untuk lelaki ini.
Lelaki yang mematahkan sayang dan cinta saat dia sedang tumbuh suburnya.
Teruntuk hati yang ditinggalkan.
Tak ada maksudku untuk mencoba mengetuk lagi pintu hatimu.
Tak ada lagi maksudku mencoba mengoyak luka dulu hasil keputusanku.
Ya, tak ada maksudku untuk kembali mengusikmu.
Ya karena kau sudah sangat bahagia dengan tanpa diriku.
Lelaki dengan sejuta pilu, yang dulu berharap bisa membahagiakanmu.
Teruntuk hati yang kutinggalkan.
Masihkah kau menanyakan alasanku saat itu?.
Jika tidak, maka syukurlah.
Jika iya, maka cukupkanlah.
Kebaikanmu, tak lebih dari jawabanku diimbuhi dengan rasa egois menurut tafsirmu.
Teruntuk hati yang kutinggalkan.
Aku hanya ingin kembali berucap, maafkan atas semua hal yang berlaku padamu.
Maafkan semua rasa kelammu, yang berhubungan denganku.
Maafkan atas air mata yang tak perlu jatuh seandainya kau tak mengenalku.
Ya setidaknya, semoga maaf ini menjadi obat untuk batinku dan masa lalumu.
Karena tentusaja diakhir pahitnya kisahmu kepadaku.
Ada rasa terimakasihku kepadamu, karena dirimu pernah mencintai lelaki payah sepertiku.
Teruntuk hati yang kutinggalkan.
Terimakasih atas rasamu yang pernah ada untukku.
(Jogjakarta 28:12:2016, Ditulis oleh dalil fiksi dengan penuh kekosongan)
Selamat Malam.
Ah kaku rasanya mengucakan kata yang dulu sering kuungkapkan.
Bagaimana dirimu sekarang?.
Sudah sangat luar biasa baiknya bukan?.
Semoga tak ada lagi tetes air mata yang dulu harus terpakasa kau keluarkan.
Kau keluarkan untuk lelaki ini.
Lelaki yang mematahkan sayang dan cinta saat dia sedang tumbuh suburnya.
Teruntuk hati yang ditinggalkan.
Tak ada maksudku untuk mencoba mengetuk lagi pintu hatimu.
Tak ada lagi maksudku mencoba mengoyak luka dulu hasil keputusanku.
Ya, tak ada maksudku untuk kembali mengusikmu.
Ya karena kau sudah sangat bahagia dengan tanpa diriku.
Lelaki dengan sejuta pilu, yang dulu berharap bisa membahagiakanmu.
Teruntuk hati yang kutinggalkan.
Masihkah kau menanyakan alasanku saat itu?.
Jika tidak, maka syukurlah.
Jika iya, maka cukupkanlah.
Kebaikanmu, tak lebih dari jawabanku diimbuhi dengan rasa egois menurut tafsirmu.
Teruntuk hati yang kutinggalkan.
Aku hanya ingin kembali berucap, maafkan atas semua hal yang berlaku padamu.
Maafkan semua rasa kelammu, yang berhubungan denganku.
Maafkan atas air mata yang tak perlu jatuh seandainya kau tak mengenalku.
Ya setidaknya, semoga maaf ini menjadi obat untuk batinku dan masa lalumu.
Karena tentusaja diakhir pahitnya kisahmu kepadaku.
Ada rasa terimakasihku kepadamu, karena dirimu pernah mencintai lelaki payah sepertiku.
Teruntuk hati yang kutinggalkan.
Terimakasih atas rasamu yang pernah ada untukku.
(Jogjakarta 28:12:2016, Ditulis oleh dalil fiksi dengan penuh kekosongan)
0 komentar